Selasa, 13 Desember 2011

Detik-detik Terakhir

Hidup memang terlalu singkat, semua yang hidup pasti akan mengalami kematian siapapun tidak terkecuali dan kita sebagai manusia tidak tahu kapan itu akan terjadi. 

Kamis, 29 september 2011
Tidak ada yang ganjil pada hari ini, semuanya sama seperti biasanya, hanya pada saat malam hari ada yang aneh dengan kakakku karena ia menyuruhku untuk tidak pulang pada hari sabtu nanti. Dari situ aku merasa ada yang aneh karena biasanya aku selalu disuruh pulang, tapi kali ini kakakku mengirim sms "de, nanti hari sabtu jangan pulang ya, di asrama ajj nanti uangnya diksh" tapi aku tetap tidak mau karena aku malas diasrama sendirian, karena teman sekamar semua pulang, karena aku tetap mau pulang aku pun tidak peduli apa kata kakakku.


Jumat, 30 september 2011
Hari jumat, hari yang ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh anak-anak asrama karena pada hari ini akan pulang. Hari ini perasaanku tidak enak, tapi tidak tahu kenapa, dan aku pun tidak menghiraukannya. Hingga pada sore hari setelah pelajaran bahasa inggris aku langsung pulang ke rumah tanpa berpikir larangan dari kakakku kemarin. Karena jalanan macet aku pun baru sampai rumah setelah maghrib. Ketika sampai di rumah ada tetanggaku yang bertanya kepadaku tentang keadaan ayahku, aku bingung karena tidak tahu apa-apa, dan tetanggaku memberitahu kalau ayahku masuk rumah sakit semenjak hari rabu kemarin karena terkena stroke. Aku pun kaget dan langsung pulang ke rumah dengan sedih, kesal, berfikir kenapa tidak ada memberitahu aku kalau ayah masuk rumah sakit! Sampai di rumah ternyata rumahku gelap tidak ada orang dan sebelah rumahku memberi kunci yang di titipkan ibuku tadi pagi. Ketika masuk rumah aku melihat rumah sangat berantakan dan kotor seperti tidak diurus berhari-hari. Karena aku cape abis pulang maka aku hanya menyapu saja, dan berniat untuk membereskan seisi rumah besok pagi. Malam harinya kakakku baru pulang dari kerja dan baru menceritakan semua yang terjadi pada ayahku. Aku sedih banget dengar cerita kakakku karena aku tidak menyangka itu akan terjadi, menurutku ayah sehat-sehat saja sebelumnya.


Sabtu, 01 oktober 2011
Hari ini aku bangun pagi-pagi sekali walaupun masih mengantuk karena biasa bangun siang pada malam hari, tetapi karena ingat rumah yang berantakan aku bangun. Langsung aku mencuci baju yang sudah menumpuk seperti sampah di bantar gebang dengan semangat. Setelah mencuci selesai, aku menjemur dan kemudian langsung membereskan rumah. Ketika membereskan rumah, ibuku pulang ke rumah dari rumah sakit untuk mengambil beberapa perlengkapan. Ibuku meminta maaf kepadaku karena tidak memberitahu kalau ayah masuk rumah sakit, ibu takut aku menjadi kepikiran karena itu. Tidak lama ibuku balik lagi ke rumah sakit karena ayah tidak ada yang menunggu di sana, ibuku berkata "nia beresin rumah ya, besok ayah boleh pulang sama dokternya" mendengar itu pun aku senang karena tidak menyangka adalah suatu isyarat. Pada sore hari aku pun siap-siap untuk pergi ke kondangan tetanggaku di suatu gedung bersama kakakku. Kami berencana setelah dari ke kondangan akan menjenguk ayah di rumah sakit karena aku sama sekali belum menjenguk ayah di rumah sakit. Sekitar jam 19.00 aku langsung menuju ke rumah sakit, ternyata jalanan sangat macet karena maklum saja hari ini malam minggu.Sekitar jam 19.30 aku tiba di rumah sakit dan langsung menuju ke lantai 2 kamar no 222 tempat ayahku dirawat. Sampai disana aku kaget karena ayahku sudah dikelilingi oleh dokter dan perawat yang sedang memacu jantung ayahku untuk bernafas kembali, aku langsung menangis tetapi ada seorang perawat disana untuk menyuruhku menuntun kalimat tahlil, sambil menangis aku membaca tahlil walaupun ayahkun tidak bernafas lagi. Aku sangat menyesal karena dokter bilang baru saja beberapa menit yang lalu ayah masih sempat menanyakan aku dan kakakku, tetapi sekrang ayahku sudah tidak bernafas lagi. Selama sekitar 20 menit dokter berusaha untuk memacu jantung ayahku, memasang EKG, menyuntikkan andrenalin sampai 3 kali tapi tetap saja ayahku tidak mau bernafas. Sampai akhirnya dokter menyerah dan berkata mungkin ini sudah takdir dari Allah SWT. Aku dan ibuku langsung menangis, aku menyesal karena tidak sempat untuk mengucapkan kata maaf untuk terakhir kalinya, tidak sempat untuk bertemu, tidak sempat untuk mencium tangannya, dan tidak sempat berbicara dengannya terakhir kali. Tuhan memang maha segalanya dan aku hanya terlambat datang beberapa menit saja, ketika aku datang ayah sudah tiada untuk selama-lamanya. Para perawat langsung melepas semua alat yang ada di ayahku, dan memandikannya. Sekitar jam 22.00 ayahku baru diantar ke rumah dengan ambulance.

Minggu, 2 oktober 2011 
Semua prosesi pemakaman hari ini dilaksanakan, yang paling sedih ketika memandikan ayahku untuk terakhir kalinya, melihat ayahku terakhir kalinya sebelum dikafani. Sekitar pukul 10.30 ayahku dishalatkan di masjid dekat rumahku dan langsung dimakamkan



aku tidak berhenti menangis ketika menaburkan bunga untuk ayahku.



Sekarang hanya doa yang bisa aku panjatkan untukmu ayahku, hanya itu yang bisa aku lakukan karena tidak sempat meminta maaf terakhir kalinya, semoga ayah di terima disisinya, ditempatkan di tempat yang layak, diampuni segalanya dosanya, diterima segala amal ibadahnya.




Puisi ini aku berikan untukmu ayahku,

Aku tak mampu mengantar kepergianmu
Langit mendung turut berduka
Orang-orang riuh rendah becerita
Tentang segala amal kebaikanmu
Aku datang kepadamu, ayah
Semilir di bawah kamboja dan nisanmu
Aku menangis dan berdoa
Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu
Kepergianmu seketika mendewasakan aku
Mengajarkan aku betapa penting arti hidup
Untuk menjadi berguna bagi sesama
Kepergianmu mengajarku
Bagaimana harus mencintai dan menyayangi
Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar
Bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya
Hingga saat terakhir hayatmu
Engkau terus berdoa demi kebahagiaan anak-anakmu
Hari ini aku menemuimu, ayah
Lewat sebait puisi untuk mengenangmu
Bila datang saatnya nanti
Kan kuceritakan segala kebesaran dan keagunganmu
Bersama embun fajar kemarau ku sertakan doa
Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya
Ayah,
Aku merindukanmu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda